Kisah Alice si Peri Kecil
sumber gambar : desaingrafis987.blogspot.co.id/
Pada suatu hari di
kerajaan peri "Augwal Junaugust", hiduplah seorang peri kecil bernama
Alice yang tinggal bersama ibunya. Mereka hidup bahagia meski hanya berdua.
Suatu ketika, Alice pergi mencari obat ke dalam hutan untuk mengobati luka akibat
salah satu sayapnya patah. Tiba-tiba muncul lah seorang peri tua di depannya.
Alice pun sangat terkejut dengan kedatangan peri tua tersebut yang secara
tiba-tiba berdiri di depannya.
"Siapa kau?", teriak Alice dengan suara
yang ketakutan dan kaki gemetar.
Sang peri tua mendekati Alice secara perlahan,
dan mencoba meyakinkan Alice bahwa dirinya bukanlah peri jahat.
"Tenanglah, nak... Aku bukanlah peri jahat.
Aku tidak akan melukaimu. Jadi, tenanglah!".
Beberapa saat setelah melihat Alice tenang dan
mengerti akan penjelasannya, peri tua itu bertanya kepada Alice.
"Ada apa dengan sayapmu, nak?"
Dengan perlahan Alice menceritakan tentang
bagaimana ia kehilangan sayap kanannya.
"Ketika itu, aku sedang mencari buah-buahan
di hutan yang jauh dari kerajaan. Tetapi, saat aku sedang memetik buah, ada
seorang peri buruk rupa yang menawarkan diri untuk membantuku. Dan aku pun
menerima bantuannya tanpa berpikir panjang. Ternyata, tanpa ku ketahui dia
memiliki niat yang jahat untuk merebut sayap kananku. Ketika aku sedang memetik
buah di pohon yang lain dalam posisi yang membelakanginya, ia menarik sayap
kananku yang menyebabkan aku limbung dan terjatuh ke dalam jurang. Tubuhku
terhempas ke atas bebatuan yang ada di dinding jurang, sedangkan sayap kananku
mengenai batang pohon yang tumbang sehingga menyebabkan sayapku patah. Wajahku
menengadah ke bawah, dan melihat bahwa sayap kananku tlah patah dan terjatuh ke
dalam jurang. Kemudian si peri buruk rupa mengambil dan membawa pergi sayap
kananku. Entah ke mana perginya, aku pun tak tahu. Sesaat setelah sayapku
patah, aku pun jatuh pingsan. Aku bangun dari pingsanku pada saat malam hari
dengan bulan yang menerangi malam. Dengan susah payah aku mencoba bangkit dari
sana dan memutuskan untuk pulang ke rumah dengan berjalan kaki karena sayapku
tlah patah. Jadi, begitulah ceritanya bagaimana aku bisa kehilangan sayapku,
nek."
"Wah.. kasihan sekali kau, nak! Aku
tahu ada obat yang bisa menumbuhkan kembali sayap patahmu itu.", beritahu
si peri tua.
"Sungguh? Benarkah? Di mana kah obat itu
berada?", tanya Alice kegirangan karena mendengar ada obat yang dapat
menumbuhkan kembali sayapnya yang tlah patah itu.
"Ya. Tetapi, reaksi obat itu sangatlah
lambat. Dan membutuhkan waktu selama sepuluh tahun untuk dapat menymbuhkan
kembali sayapmu itu. Obat itu berada di dalam hutan belantara yang jauh dari
kerajaan Augwal Junaugust. Tepatnya ada di hutan belantara yang berada di
sebelah timur kerajaan Augwal Junaugust. Butuh waktu satu hari untuk sampai ke
sana, nak. Dan juga kau harus mencari sendiri obatmu itu, tidak boleh ditemani
oleh orang lain.", jawab sang peri tua.
"Baiklah, terima kasih banyak, nek. Aku
pasti akan menemukan obat untuk sayapku dan kembali dengan selamat. Aku yakin
jika sayapku bisa tumbuh kembali meskipun dalam kurun waktu yang sangat lama
aku akan tetap menantinya dengan sabar.", sahut Alice dengan mantap.
Mendengar kabar yang membahagiakan itu
Alice pun langsung pulang menuju rumahnya untuk memberitahu ibunya akan hal
itu. Sesampainya di rumah, Alice menceritakan tentang obat itu kepada ibunya
(ibu peri, red).
"Ibu peri, aku ada kabar bahagia!",
tukas Alice dengan nada gembira.
"Astagaa.... Alice, kau membuat ibu kaget
saja. Memangnya ada kabar bahagia apa, nak?", tanya ibu peri.
"Ibuuu.... sebentar lagi aku akan kembali
punya sayap, bu! Sayap kananku akan kembali tumbuh!", sahut Alice.
"Apakah benar kalau sayap patahmu itu bisa
tumbuh kembali, nak? Lalu, bagimana caranya?", sahut ibu dengan
bahagia.
"Iya benar, ibu peri. Tadi pada saat aku
sedang mencari buah di dalam hutan, aku bertemu dengan seorang peri tua. Peri
tua itu memberitahuku apabila ada obat yang bisa menumbuhkan kembali sayap
patahku. Tetapi, obat itu ada di dalam hutan belantara yang jauh dari kerajaan
peri Augwal Junaugust, tepatnya ada di sebelah timur kerajaan kita. Aku ingin
sekali ke sana, bu! Aku ingin sekali untuk mendapatkan obat itu! Aku mohon
izinkan aku untuk pergi mencarinya, bu. Aku mohon, ibu peri!", Alice
menjabarkan semuanya dan memohon izin kepada ibu peri untuk pergi mencarinya.
"Baiklah. Ibu mengizinkanmu, nak. Pergilah
besok pagi setelah sarapan!", jawab ibu peri yang mengizinkan Alice untuk
pergi esok hari.
"Baik, bu! Terima kasih, ibu peri!",
jawab Alice dengan bahagia.
"Cit..cit..ciit..",
terdengar suara kicauan burung yang burung yang hinggap di pepohonan. Sinar
matahari pagi menerobos masuk melalui celah-celah dinding. Alice terbangun dari
tidurnya, mencium aroma masakan terenak di dunia.
"Hmmm... enaknyaa... ibu peri pasti sedang
memasak. Aku mau membantunya ah!", gumam Alice dalam hati seraya bangun
dari tidurnya.
Beberapa saat setelah
selesai memasak, Alice dan ibu peri menuju ke meja makan untuk sarapan. Usai
sarapan, Alice langsung berangkat menuju hutan belantara tempat di mana obat
untuk sayapnya itu berada.
Alice berangkat seorang diri, menyusuri hutan
belantara yang ditumbuhi oleh pohon-pohon yang besar dan rindang. Alice tak tau
di mana letak obat itu. Kemudian ia bertemu dengan seorang peri yang tampan bak
pangeran. Alice pun kebingungan dan mencoba bertanya kepada peri tampan
itu.
"Hallo.. permisi.. namaku Alice, aku sedang
mencari obat yang dapat menumbuhkan kembali sayap kananku yang patah. Apakah
kau tau di mana tempatnya? Jika kau mengetahuinya, aku mohon beritahu
aku", tanya Alice kepada peri tampan itu.
"Perkenalkan namaku Hafzar, aku seorang
pangeran di kerajaan peri Kapehi. Oo.. jadi kau sedang mencari obat itu ya?
Hmm... aku tahu di mana obat itu berada, tetapi sayang sekali obat itu hanya
ada satu di dunia peri ini. Dan obat itu pun sudah ada yang memakainya. Jadi,
obat itu sekarang sudah tidak ada lagi", jawab Hafzar dengan
gamblang.
"Apa? Sudah tidak ada lagi???", jawab
Alice dengan suara berar karena menahan tangis. Air mata pun keluar
perlahan-lahan keluar dari pelupuk mata dan mengalir melewati pipi dan akhirnya
jatuh ke tanah. Alice semakin tak bisa membendung air matanya. Ia sangat kecewa
dan sedih. Mengerti akan kesedihan dan kekecewaan Alice, akhirnya Hafzar pun
memutuskan untuk memberikan sesuatu yang dirasa sangat berharga dan berarti
bagi Alice.
"Kau tak perlu bersedih lagi. Aku ada hadiah
untukmu. Mohon terimalah hadiahku ini. Semoga kau menyukainya. Aku mohon dengan
sangat agar kau dapat menjaganya dengan sangat baik, dan jangan kau khianati
dia. Berjanjilah kau akan terus setia bersamanya.", ujar Hafzar.
Alice kelihatan sangat kebingungan akan hadiah
apa yang akan pangeran peri berikan kepadanya. Ia terus bertanya-tanya dalam
hati.
"Hadiah apa itu pangeran?", sahut
Alice.
"Tutuplah matamu. Kemudian aku akan
memberikan hadiah itu untukmu.", tukas Hafzar.
"Baiklah", jawab Alice masih dengan
rasa penasarannya. Dan kemudian menutup matanya.
"Sekarang bukalah matamu. Ini hadiah
untukmu", ujar Hafzar.
"Sayap?? Sayap siapa itu, pangeran? Indah
sekali sayap itu.. sungguh indah. Aku belum pernah melihat sayap seindah
ini.", tanya Alice karena terkagum.
"Itu sayapku. Mulai sekarang, akan aku
percayakan sayapku ini padamu. Mohon jagalah dia. Setialah kepadanya.",
jawab Hafzar.
"Sungguh? Sayap ini untukku?? Terima kasih
banyak pangeran. Aku sangat berterimakasih padamu. Aku berjanji untuk selalu
menjaganya dan akan setia kepadanya. Aku janji!", senyum sumringah
terpancar dari wajah Alice.
"Tapi..bagaimana denganmu, pangeran? Sayapmu
berkurang satu.", tukas Alice cemas.
"Tidak apa. Tenanglah, meski kini aku hanya
punya satu sayap, aku masih bisa terbang tinggi. Tidak sepertimu yang baru bisa
terbang jika hanya punya dua sayap. Jadi, jangan khawatir!", jawab Hafzar
mencoba meyakinkan dan menenangkan Alice.
"Baiklah. Kalau begitu aku akan pulang
kembali ke rumahku sebelum hari gelap. Terima kasih, pangeran Hafzar.",
pamit Alice untuk pulang.
Kehidupan baru
yang didapat dari seorang pangeran peri bernama Hafzar yang telah memberikan
sayap kanannya kepada Alice. Alice sangat bahagia bisa terbang bersama sayap
barunya itu. Sayap baru itu diberinama Fizhar oleh Alice. Fizhar merupakan
sebuah sayap ajaib yang memiliki perasaan dan bisa mengungkapkannya melalui
lukisan di permukaan sayap. Beberapa hari setelah Fizhar menjadi sayapnya,
Alice dan Fizhar mengikrarkan janji bahwa akan saling setia satu sama lain.
Alice berjanji setia kepada Fizhar untuk terus menjaga perasaannya hanya untuk
Fizhar sang sayap barunya, dan berjanji tidak akan mencoba mendekati maupun
menginginkan sayap lain selain Fizhar. Begitu pula dengan Fizhar, yang berjanji
setia untuk menjadi sayap bagi Alice, berjanji untuk terus terbang bersama
Alice, menjaga perasaan sang pemiliknya, dan berjanji setia untuk tidak mencoba
mendekati peri lain agar menjadi pemilik atas dirinya.
Waktu terus berjalan,
hari berganti hari, siang dan malam silih berganti. Beberapa bulan mereka
bersama menjalani kisah hidup yang bahagia, Fizhar masih setia menemani Alice
sebagai sayapnya. Hingga pada suatu hari peristiwa kelabu itu terjadi, di mana
Fizhar pernah bertemu dengan peri kecil bernama "Widy" di hutan
belantara saat Fizhar terbang bersama Alice untuk mencari buah-buahan. Awalnya
yang pertamakali tertarik ialah Widy, Widy tertarik kepada keindahan dan
kemampuan Fizhar sebagai sayap ajaib yang mampu melukiskan perasaannya sendiri
ke permukaan sayapnya. Dengan bahasa isyarat, Widy mencoba mendekati Fizhar
sang sayap ajaib untuk mengajarinya bagaimana cara menjadikan sayapnya agar bia
seperti Fizhar. Fizhar menangkap isyarat itu, dan dengan bahasa isyarat juga
Fizhar mengajari Widy tanpa sepengetahuan pemiliknya. Hari demi hari Fizhar
mulai menanamkan rasa kecanduan dalam mencari buah-buahan di hutan kepada Alice
melalui rekatan sayap di punggungnya, semua hal itu dilakukan agar Alice
membawa Fizhar ke dalam hutan dan otomatis Fizhar dapat kembali berjumpa dengan
Widy meskipun menggunakan bahasa isyarat melalui lukisan di permukaan
sayapnya.
Hingga suatu hari Alice
merasa aneh akan dirinya sendiri yang sebelumnya belum pernah kecanduan mencari
buah-buahan di hutan setiap hari. Akhirnya Alice pun menyadari bahwa Fizhar
sedang mengajarkan sesuatu secara sembunyi-sembunyi kepada seorang peri kecil
yang sering ia lihat berkeliaran di dalam hutan. Awalnya Alice merasa sedikit
kesal, mengapa Fizhar menyembunyikan hal itu. Tetapi, Alice pun akhirnya tidak
memasukkan ke dalam hati akan perilaku Fizhar terhadap dirinya. Alice
menganggap hal itu masih dalam batas normal, karena mengajari seseorang akan
pengetahuan itu merupakan hal yang baik.
Bulan demi bulan pun
berlalu, Alice dan Fizhar terus terbang tinggi menjelajahi seluruh pelosok
negeri. Namun, tak disangka apabila Fizhar masih terus saja memberikan
bahasa-bahasa isyarat kepada Widy dan semua hal itu dilakukan tanpa
sepengetahuan Alice. Karena, Alice menganggap jika Fizhar telah selesai
mengajarkan Widy untuk melatih sayapnya agar bisa berubah menjadi sayap ajaib
seperti Fizhar. Hal itu diketahui Alice pada saat ia dan Fizhar terbang bersama
di hutan kerajaan lain, Alice mendapati Fizhar mengeluarkan lukisan dan tulisan
yang berisikan pesan ketertarikan Fizhar kepada Widy. Di permukaan sayap Fizhar
pun tertulis bahwa mereka seringkali berkomunikasi melalui bahasa isyarat antar
sayap (Fizhar dengan sayapnya Widy). Komunikasi mereka pun sudah sangat intens,
hal ini ditandai dengan diberikannya alamat sang pemilik Fizhar sebelumnya
yaitu Hafzar. Dan juga ada komentar dari Widy yang mengatakan "Ih lucunya
sayapmu" kepada Fizhar.
Dan didapati pula oleh
Alice sebuah lukisan wajah sang peri kecil bernama Widy yang disimpan Fizhar di
sebuah penyimpanan di bawah sayapnya. Sungguh, saat itu hati Alice sangat
hancur, ia sangat kecewa karena mendapati sayap kanannya yaitu Fizhar ingin
menjadi milik peri lain yaitu Widy. Fizhar mengingkari janjinya sendiri yang
tlah berjanji setia untuk menjadi sayap bagi Alice, berjanji untuk terus
terbang bersama Alice, menjaga perasaan sang pemiliknya, dan berjanji setia
untuk tidak mencoba mendekati maupun menginginkan peri lain agar menjadi
pemilik atas dirinya. Padahal Alice terus saja memegang erat janjinya sendiri
kepada Fizhar, ia selalu menjaga perasaanya hanya untuk Fizhar sang sayapnya,
dan ia pun tidak pernah sesekali menginginkan sayap lain sebagai pengganti
sayap kanannya di kala Fizhar sedang sakit dan tidak bisa menemaninya terbang
bersama. Alice tak tahu, apa yang salah dari dirinya. Padahal ia terus menjaga
kepercayaan Fizhar sang sayapnya. Ia juga terus bersabar menghadapi tingkah
Fizhar yang selalu saja memiliki ketertarikan terhadap peri selain
dirinya.
Semakin hari Fizhar
semakin memberontak untuk pergi dari Alice dan berpindah kepada Widy. Dan di
sisi lain, Widy pun menginginkan hal yang sama, yaitu menginginkan Fizhar untuk
menjadi sayapnya. Widy terus saja mencoba merebut Fizhar sang sayap ajaibku
yang terus menerus kujaga perasaanya dan kepercayaan sang pemiliknya dahulu.
Namun, kini Fizhar sudah
menjadi milik Widy. Widy berhasil merebut Fizhar dari punggung Alice, dan
Fizhar pun berhasil pergi dari Alice.
Kini hati Alice sangat
hancur. Betapa tidak? Sayap yang dahulu selalu ia jaga perasaannya, dan sampai
saat ini perasaan Alice pun masih dijaga untuknya, namun ia begitu tega
mengingkari janjinya sendiri dan berpindah ke lain peri tanpa memikirkan
perasaan Alice. Kini Alice hidup hanya dengan satu sayap saja dan sayap itupun
juga patah serta terluka dan mengeluarkan banyak darah. Sungguh, tak
terbayangkan bagaimana sakit yang dirasakan oleh Alice.
Fizhar hanya mementingkan
peri yang hanya bisa mengajarinya sesuatu. Namun, disaat Alice tak berdaya
untuk mengajarinya sesuatu hal yang tidak ia tahu, Fizhar pun meninggalkannya
begitu saja tanpa memikirkan rasa sakit yang Alice rasakan akibat cinta
dan kesetiaan yang pernah dijanjikannya kepada Alice. Dan ternyata benar
apa kata ibu peri, bahwa Fizhar hanya memanfaatkan Alice saja. Di saat Fizhar
sudah mendapatkan "guru" baru untuk mengajarinya sesuatu maka ia
berpindah ke lain peri dan mencintai peri lain yang sedang menjadi
"guru" baginya.
Setelah
kejadian di hari kelabu itu, Alice mencoba mengepakkan kembali sayapnya yang
patah untuk terbang setinggi mungkin. Sayap patah yang sakit, pedih dan penuh
luka berdarah. Sangat sakit, tetapi Alice mencoba untuk bangkit dari sebuah
mimpi buruk di kehidupan nyata.
Matahari bersinar dengan begitu
redupnya seakan mengerti rasa sakit yang teramat sangat yang Alice rasakan.
Matahari seakan mengerti suasana hati Alice. Biru...kelabu... bagai mendung
pertanda hujan akan turun. Suara petir menggelegar dengan begitu kerasnya.
Menyambar-nyambar setiap benda yang ada. Matahari semakin tak terlihat dan
tertutup awan gelap. Dan kini hanya awan gelap lah yang menjadi penghias langit
di atas sana.
Hari-hari begitu gelap
dan kelabu bagai tak ada senyum dan canda tawa di kerajaannya. Semakin lama
awan hitam berkumpul menghiasi langit di atas kerajaan peri Augwal Junaugust.
Rintik-rintik hujan pun mulai turun membasahi setiap benda yang ada di
bawahnya, semakin lama semakin deras kucurannya. Hingga memperberat kepakkan
sayap-sayap Alice yang patah. Namun, Alice tak pernah menyerah untuk bangkit
dari mimpi buruk di kehidupan nyata.
Satu pesan untuk Alice,
"Terbanglah wahai peri kecil. Yakinlah, kau akan bisa terbang bebas ke
segala penjuru dunia. Mengobati rasa sakit atas lukamu yang diciptakan oleh
peri dan sayap itu. Dan jangan pernah lagi kau berharap kepada sayap yang hanya
merupakan ciptaan-Nya dan hanya bisa menggoreskan luka. Tetapi, berharaplah
kepada Allah SWT yang telah menciptakaan dunia dan seisinya. Karena, Allah SWT tak
akan pernah mengkhianati, menyakiti, maupun mengecewakanmu, melainkan ia akan
menyayangimu, mengasihimu dengan penuh kelembutan, dan menjaga dirimu serta
perasaanmu agar tak terluka. Terbanglah! Bangkitlah! Terbanglah bebas wahai
peri kecilku. Terbanglah bebas melampaui batas!".
Catatan :
1. Fizhar adalah sayap ajaib yang bisa
mengungkapkan perasaannya melalui lukisan maupun tulisan di permukaan
sayapnya.
Cilacap, 13 Juni 2017